bioteknologi 1 permentasi pada roti,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di kota-kota besar, roti dapat
dikatakan hampir dapat menggeser kedudukan nasi sebagai makanan pokok terutama
untuk sarapan pagi. Seiring dengan berjalannya waktu, roti tidak lagi dikaitkan
dengan sarapan pagi, tetapi sudah meluas sebagai menu makanan alternatif di
segala kondisi dan waktu. Roti tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga
di siang hari, malam hari, atau sebagai snack di antara dua waktu makan.
Salah satu bentuk industri
pengolahan hasil pertanian adalah roti. Rotimerupakan salah satu bentuk makanan
pokok yang cukup diminati masyarakatIndonesia.Sebagai contoh roti tawar ataupun
sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia
khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan.Umumnya mereka memilih roti karena
roti dapatdijadikan makanan alternatif pengganti nasi.Selain itu roti
merupakanmakanan instan yang siap saji.
Peran roti kelak tidak lagi sebatas
sebagai menu untuk sarapan, tetapi juga untuk menu makan siang dan makan malam.
Oleh karena itu, kandungan gizi roti sangat perlu untuk diperhatikan agar dapat
memberikan sumbangan gizi yang berarti bagi manusia.
Secara garis besar produk bakery
bisa dikelompokkan menjadikelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti
mempunyai strukturberongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk
akhirnyabersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit
terdiri dariberbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur
mulai darirapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah
sehingga lebih awet daripada roti.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penerapan
bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Bagaimana cara membuat roti dengan
bantuan fermipan / ragi ?
3. Bagaimana pengaruh fermipan / ragi
dalam pembuatan roti ?
4. Apa saja zat yang terkandung didalam
roti ?
5. Apa manfaat roti dalam kehidupan
sehari-hari ?
C. Tujuan
1. Untuk menerapkan konsep bioteknologi
dalam kehidupan sehari-hari
2. Untuk mengetahui cara pembuatan roti
dengan bantuan fermipan / ragi
3. Untuk mengetahui pengaruh ragi /
fermipan dalam pembuatan roti
4. Mengetahui zat yang terkandung
didalam roti
5. Mengetahui manfaat roti dalam
kehidupan sehari-hari
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah terapan biologi
yang melibatkan disilin ilmu mikrobiologi, biokimia, genetika, dan biologi
monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau konvensional adalah
teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan
agen hayati atau bagian-bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk
mrenghasilkan barang dan jasa pada skala industri.
Bioteknologi dikembangkan untuk
meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme
atau bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang. Selain itu bioteknologi juga
memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar
sebagai proses industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi
sel atau biomassa dan perubahan atau ransformasi kimia yang diinginkan.
Misalnya saja pada pembuatan roti dengan melibatkan suatu organisme patogen
seperti mikroorganisme.
B. Sejarah Roti
Roti adalah makanan yang terbuat
dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan,
fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang
dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas.
Roti merupakan makanan olahan tertua
di dunia. Bukti dari 30.000 tahun lalu di Eropa memperlihatkan residu tepung di
permukaan bebatuan yang digunakan untuk menumbuk makanan. Kemungkinan pada
waktu itu tepung sudah mulai diekstraksi dari umbi-umbian, misalnya dari
tumbuhan jenis Typha dan tumbuhan paku. Tepung ini ditebarkan di atas batu yang
datar, dibakar dengan api, menjadi flatbread primitif.
Sekitar tahun 10.000 SM, dengan
munculnya era neolitikum dan perkembangan pertanian, biji-bijian menjadi bahan
utama roti. Bibit ragi belum dikenal, sehingga adonan mengembang secara alami,
tanpa banyak campur tangan manusia.
Ada beberapa sumber teknik
pengembangan roti pada awalnya. Ragi yang ada di udara bisa didapat dengan
membiarkan adonan yang belum matang terekspos udara beberapa waktu sebelum
dimasak. Pliny the Elder melaporkan bahwa Bangsa Galia dan Iberia menggunakan
bir yang sudah diskim yang disebut barm untuk membuat roti yang lebih ringan
dari yang biasa dibuat orang. Di daerah kuno yang lebih mengenal minuman anggur
daripada bir, menggunakan pasta dari jus anggur dan tepung untuk memulai
fermentasi, atau biji gandum yang direndam dalam anggur sebagai sumber ragi.
Sumber paling utama dari pengembangan roti saat itu adalah teknik roti asam.
Pada tahun 1961 proses roti Chorleywood
dikembangkan, yang menggunakan penggunaan mesin untuk mengurangi masa
fermentasi dan waktu pembuatan adonan. Proses ini, yang memungkinkan penggunaan
biji-bijian berprotein lebih rendah, kini banyak digunakan di berbagai pabrik
roti dunia. Sebagai hasilnya, roti bisa dibuat lebih cepat dengan biaya lebih
rendah bagi produsen maupun konsumen. Hanya saja, banyak kritik berdatangan
atas efeknya terhadap nutrisi roti.
- Jenis - Jenis Roti
Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng.
Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan
roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread, dan
baquette adalah roti yang dipanggang. Selain itu ada juga jenis roti bakery
diantaranya adalah roti cake, pastery, dan cokies.
Selain kedua kelompok bakery tersebut ada jenis lain yaitu
cake, yang merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan pengembang
kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama
putih telur) yang menyebabkan udara terperangkap dalam adonan, serta adanya
pembentukan gas dari bahan pengembang dan terbentuk uap air pada waktu
pemanggangan.
- Bahan baku pembuatan roti
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum, jenis
bahan baku yang paling ideal untuk pembuatan roti, tepung terigu yang digunakan
dalam pembuatan roti adalah tepung yang mempunyai kualitas baik, karena tepung
terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan
yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah
halus, tekstur lembut, volume besar serta mengandung protein paling tinggi
yaitu berkisar antara 8%-14%.
Didalam tepung terigu terdapat senyawa yang dinamakan
gluten. Hal ini yang membedakan tepung terigu dengan tepung tepung lainnya. Tepung
terigu mengandung dua macam protein yang memegang peranan penting dalam
pembuatan roti, yaitu protein glutenberfungsi menentukan struktur produk roti
dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan
glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk perenggangan terhadap
gluten.
Kandungan gizi tepung
terigu yang baik akan mempunyai komposisi kadar air 13%, kadar protein 12-13%,
kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak 1,5%, pada saat bercampur dengan air
yang berfungsi sebagai kerangka roti, membuat adonan tidak mudah pecah pada
waktu diroll dan menahan gas CO2 hasil fermentasi. Gas CO2 yang tertahan dalam
kerangka jaringan gluten dapat lolos kembali apabila kerangka gluten yang
terbentuk tidak kuat, akibatnya roti menjadi kempes kembali setelah dioven.
Kualitas tepung terigu dipengaruhi oleh moisture (kadar
air), ash (kadar abu), dan beberapa parameter fisik lainnya, seperti water
absorption, development time, stability, dan lain-lain. Moisture adalah jumlah
kadar air pada tepung terigu yang mempengaruhi kualitas tepung, bila jumlah
moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkanterjadinya penurunan daya
simpan tepung terigu karena akan semakincepat rusak, berjamur dan bau apek.
Ash adalah kadar abu yang ada padatepung terigu yang
mempengaruhi proses dan hasil akhir produk antaralain, warna produk (warna
crumb pada roti, warna mie) dan tingkatkestabilan adonan, semakin tinggi kadar
Ash semakin buruk kualitastepung dan sebaliknya semakin rendah kadar Ash
semakin baik kualitastepung, hal ini tidak berhubungan dengan jumlah dan
kualitas protein.
2. Margarin
Margarin pada umumnya dibuat dari minyak nabati. Margarin
merupakan emulsi yang terdiri atas lemak nabati, air dan garam
denganperbandingan (80:18:2). Margarin dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat fisik
margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna kuning, dan bersifat
plastis. Komposisi gizi margarin adalah sekitar 80%. Merupakan zat gizi penting
untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber
energi yang lebih efektifdibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan
energi per gramlemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.
Margarin merupakan salah satu sumber energi dengan vitamin
A, D, E dan K serta memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit dari padamentega
biasa. Margarin memberi cita rasa gurih, mengurangi remah roti, mempermudah
pemotongan, serta dapat memperlunak kulit roti, berfungsiuntuk memperpanjang
daya simpan, memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan
mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan pengovenan. Ciri-ciri margarin
yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada
suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam
mulut.
3. Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan baku pembuatan
roti bakery, karena air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa
makanan, kandungan air dalam bahan makanan roti ikut menentukan acceptability,
kesegaran, dan daya tahan bahan, kandungan air pada produk roti di tentukan
pada saat penggolahan dimulai penggadonan, air sangat menentukan pada
pengolahan makanan roti, tanpa air pengolahan makanan tidak dapat berlangsung,
air juga di gunakan sebagai ingredient makanan olahan.
Air pada proses pengolahan juga dapat berfungsi sebagai penghantar
panas dan pelarut dan sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat,
air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6-9, makin tinggi pH maka roti
yang dihasilkan tidak mudah hancur karena absorbsi air meningkat dengan
meningkatnya pH, selain pH air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Jumlah
air yang ditambahkan pada umumnya sekitar 26-38% daricampuran bahan yang akan
digunakan, jika lebih dari 38% adonan akan menjadi sangat lengket dan jika
kurang dari 28% adonan akan menjadi rapuh sehingga sulit dicetak.
Air yang
berhubungan denagan hasil-hasil industri pengolahan harus memenuhi standar mutu
yang harus diperlukan untuk air minum dengan nilai pH satu larutan ialah angka
antara 0 sampai dengan 14 yang menunjukan keasaman (acidity) atau pengaraman
(alkality) dalam larutan.Apabila apabila nila pH 7 berarti netral, bila di
bawah 7 larutan asam(acid), semakin rendah pH larutan semakin asam, sebaliknya
semakin tinggi pH berarti larutan bersifat alkali (garam), semakin tinggi pH semakin
tinggi pula alkali (Cauvain Stanley, Linda, Dan Young, 2000).
Industri pengolahan pangan perlu mengembangkan
syarat-syaratmutu air khusus untuk mencapai hasil pengolahan yang
memuaskan,dalam banyak hal diperlukan air minum, dimana diperlukan penanganan tambahan
semua mikroorganisme yang ada, untuk menghilangkan semuabahan-bahan di dalam
air yang mungkin dapat mempengaruh ipenampakan, rasa, dan stabilitas hasil
akhir, untuk menyesuaikan pH pada tingkat yang diinginkan dan supaya mutu air
sepanjang tahun dapat konsisten.
Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang sangat
pentingpada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan
cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikutmenentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar airyang tinggi
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi peruba han pada bahan pangan.
C.
Bahan Tambahan Pembuatan Roti
1.
Ragi
Ragi roti adalah bahan penggembang pada adonan yaitu sebagai
bahan tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue,menambah
volume pada adonan, dan pada saat adonan dipanggang dapat lebih menggembang,
jika bahan penggembang dicampurkan kedalam adonan maka akan terbentuk gas
karbon dioksida, gas inilah yang kemudian terperangkap didalam gluten (komponen
protein yang ada dalam tepung terigu) sehingga adonan menjadi menggembang
karena gas yang dihasilkan semakin lama akan semakin banyak.
2.
Telur
Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yang bernilai
gizi tinggi untuk dunia kuliner, telur berfungsi sebagai pengembang adonan,
membentuk warna, perbaikan rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau
pengempuk, sebagai penambah aroma dan zatgizi. Jika telur tidak digunakan dalam
adonan maka adonan harus ditambahkan cairan walaupun hasilnya kurang lunak. Roti
yang lunak dapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih banyak. Kuning
telur banyak mengandung lesitin (emulsifier). Bentuknya padat, tetapi kadar air
sekitar 50%. Sementara putih telur, kadar air 86%. Putih telur mempunyai sifat
creaming yang lebih baik dibandingkan kuning telur.
Nilai Gizi yang terkandung dari kuning telur dan putih telur
berbeda, kuning telur memiliki kadar protein 16% dan kadar lemak 31%, sedangkan
putih telur memiliki kadar protein 13 %. Oleh karena itu bagian telur yang
mempunyai nilai gizi paling tinggi sebagai bahan makanan yaitu kuning telur. Pada
bagian kuning telur terdapat asam aminoessensial yang sering disebut
triptofane. Garam yang banyak terdapat didalam kuning telur adalah garam ferum
dan fosfor, akan tetapi garam tersebut sedikit mengandung kalsium, vitamin yang
banyak terdapat dalamtelur adalah vitamin B, komplek dalam jumlah cukup.
Salah satu tolak ukur dalam menentukan mutu telur adalah berdasarkan
berat, ukuran telur ada yang besar, sedang dan kecil, mutu telur dapat dinilai
dari kondisi dan kebersihan kulit, besar kantong udara, kekompakan putih telur,
letak dan bentuk kuning telur, telur yang baru dikeluarkan oleh induk ayam
merupakan telur yang segar, telur yang masih baru, kuning telurnya masih rapat,
terletak di tengah-tengah putih telur yang tebal, dilihat dari segi nutrisi
telur baru dan telur lama tidak ada perbedaan, kecuali rasa dan penampilanya
tidak menarik, telur yang berumur lebih dari dua minggu hanya baik untuk
membuat kue.
3.
Gula
Gula adalah karbohidrat murni yang tidak tersusun atas
nutrient lainnya seperti, lemak, protein, vitamin, dan mineral karena gula itu karbohidrat
yang murni maka gula disebut sebagai kalori kosong. Gulapasir merupakan hasil
dari batang tebu yang digiling dan diperas kemudian cairannya yang manis diolah
menjadi gula, gula pasir atau sukrosa adalah disakarida yang tersusun dari satu
gugus glukosa dan satu gugus fruktosa.
Fungsi gula sebagai makanan ragi, memberi rasa, mengatur fermentasi,
memperpanjang umur roti (shelf life), menambah kandungan gizi, membuat tekstur
roti menjadi lebih empuk, memberi daya pembasahan pada roti dan memberi warna
cokelat yang menarik pada kulit karena proses maillard atau karamelisasi.
Gula ditambahkan pada jenis roti tertentu untuk melengkapi karbohidrat
yang ada untuk fermentasi dan untuk memberikan rasa yang lebih manis. Tapi gula
lebih banyak dipakai untuk pembuatan kue danbiskuit dimana selain rasa manis
gula juga mempengaruhi tekstur. Jumlah gula yang tinggi membuat remah kue lebih
lunak dan lebih basah, dan pada biskuit juga melunakkan.
Mutu kualitas dari sisi kebersihan produk yaitu warna kuning
lebih disukai, karena rasa lebih manis, terlihat lebih asli, tidak banyak terpapar
bahan kimia, lebih hemat, sebagian tidak terlalu membedakan warna, yang menyukai
gula berwarna putih, alasan hanya estetika, terlihat lebih bersih, lebih pantas
disajikan. Ukuran kristal lebih besar, kualitas lebih bagus, penyuka gula
putih, kristal lebih halus.
4. Susu
Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakery yaitu
untuk memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosadan
kalsium, memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein
dan gula), digunakan untuk mengoles permukaan roti, memperkuat gluten karena
kandungan kalsium, menghasilkan kulit yangenak dan crispy serta bau aromatic
smell.
Jenis susu yang banyak digunakan dalam proses bakery adalah
susu bubuk, full krim dan skrim. Susu bubuk full krim mengandung lemak
yangtinggi sehingga memberikan kelembutan dan aroma yang menyenangkan. Susu
skim banyak mengandung protein kasein yang cenderung meningkatkan penyerapan
dan daya menahan air, sehingga mengeraskan adonan dan memperlambat proses
fermentasi adonan roti. Keuntungansusu skim adalah kandungan air dan kandungan
lemaknya rendah sehingga dapat disimpan lebih lama dan tidak cepat tengik. Kada
air susu skim adalah 2,5% dan kandungan lemaknya 1,1%.
Susu yang digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalam bentuk
bubuk (powder). Hal ini disebabkan alasan kemudahan penyimpanan dan mempunyai
umur simpan yang lebih panjang dari pada susu segar. Sebaiknya penyimpanan susu
bubuk senantiasa dijaga agar tetap kering, hal ini dilakukan karena susu bubuk bersifat
sangat rentan terhadap kerusakan dari lingkungan terutama air.
- Fermentasi
Fermentasi
merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang
dikehendaki. Pada umumnya fermentasi melibatkan mikrobia seperti bakteri,
khamir dan kapang. Contoh bakteri yang biasa digunakan adalah Acetobacter
xylinum pada pembuatan nata de coco. Fermentasi dapat dilakukan dengan kultur
murni atau alami dan juga dengan kultur tunggal atau kultur campuran.
Salah satu contoh
produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol
yang dibuat dari singkong. Kultur murni adalah mikroorganisme yang digunakan
dalam fermentasi dengan sifat dan karakteristik yang diketahui dengan pasti.
Sehingga, produk yang dihasilkan memiliki stabilitas dan kualitas yang jelas.
Contoh penggunaan kultur murni yaitu kultur murni tunggal pada fermentasi
kecap, yang menggunakan aspergillus
orizae.
a.
Fermentasi
pada pengolahan roti
Proses fermentasi
pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan ini dilakukan untuk
menghasilkan potongan roti dengan bagian yang porus dan tekstur roti yang lebih
lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi
yang menghasilkan konsistensi adonan yang porus seperti busa.
Pembentukan gas pada
proses fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk
seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat berlangsung cepat
pada saat baking (pengembangan). Panas yang masuk kedalam adonan akan
menyebabkan gas dan uap air tersedak ke luar dari adonan, sementara terjadi
proses gelatinisasi sehingga terbentuk struktur frothy.
b.
Fermentasi
adonan
Adonan yang frothy
dapat dihasilkan dengan terbentuknya gelembung gelembung gas di dalam
adonan. Gas yang dibutuhkan untuk
terbentuknya adonan dapat diperoleh melalui proses biologis, kimia, maupun
fisik. Gas yang terbentuk merupakan gas CO2. Gas yang terdispersi dan
terperangkap didalam adonan dalam bentuk gelembung dibutuhkan untuk pembentukan
pori.
Lama penyimpanan
dan fermentasi adonan sangat bervariasi yang harus dapat dikendalikan dengan
baik. Pengakhiran proses fermentasi sangat mempengaruhi volume dan bentuk akhir
produk bakery ( roti )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/tgl : Sabtu / 3 Februari 2018
Waktu : 16.00 - 20.00 WIB
Tempat : Rumah Audina di Cikiray
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Wadah / baskom
b. Sendok
c. Oven
listrik
d. Pisau
e. Timbangan
f.
Parut keju
g. Piring
2. Bahan
a. 1/2 kg tepung terigu Cakra Kembar
b. 4 butir telur
c. 1 bugkus fermipan
d. 40
gr susu bubuk tanpa lemak
e. Kayu
manis halus
f.
50 gr margarine
g. 250
cc susu cair
h. 2
butir telur ayam
i.
1 butir merah telur
C. Cara Kerja
1. Campurkan semua bahan jadi satu
(uleni) aduk-aduk sekuat mungkin dengan cara bulak-balik adonan hingga kalis
serta tidak menempel ditangan dan wadahnya.
2. Diamkan selama satu jam dengan
menutup adonan dengan lap bersih. Lalu simpan ditempat yang suhunya agak panas
(fermentasi) adonan harus mengembang dua kali lipat.
3. Setelah
mengembang tekan- tekan kembali kemdian adonan ditimbang masing-masing 50 gr,
lalu isi dengan parutan keju, tutup kembali dengan lap bersih selama 15 menit.
4. Setelah
mengembang oles dengan kocokan telur dan taburan keju lalu panggang dengan suhu
180C selama 15 menit. Keluarkan dari oven, dinginkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Hasil praktikum kami yaitu berupa
roti manis dengan isi keju. Roti yang kami buat ini memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi. Proses pembuatan roti ini menggunakan prinsip bioteknologi,
yaitu dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces
cereviciae. Fungsi utama ragi adalah mengembangkan adonan. Pengembangan
adonan terjadi karena ragi menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama
fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam jaringan gluten yang
menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain yang terbentuk selama proses
fermentasi adalah asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma
roti, namun alkohol akan menguap dalam proses pemanggangan roti.
Proses pembuatan roti yang kami lakukan
ini menggunakan proses bioteknologi, yaitu dengan memfermentasikan bahan-bahan
seperti tepung terigu dengan bantuan ragi. Menurut cara pengolahannya, roti
yang kami buat termasuk kedalam roti yang pembuatannya dengan cara di panggang.
- Zat yang terkandung di dalam Roti
Dalam proses
pembuatan roti ini, kami juga memperhatikan zat-zat yang terkandung di
dalamnya. Zat – zat yang terkandung
dalam roti yang kami buat antara lain karbohidrat yang bersumber dari terigu,
protein yang bersumber dari telur dan susu, lemak yang bersumber dari keju dan
kuning telur. Karbohidrat berfungsi untuk sumber energi utama, bahan pembentuk
senyawa kimia lainnya seperti lemak dan protein dan menjaga keseimbangan asam
dan basa dalam tubuh. Protein berfungsi untuk pertumbuhan, perbaikan dan
pemeliharaan sel-sel tubuh. Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
dan pelindung alat-alat tubuh karena membetuk bantalan- bantalan lemak.
Manfaat roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi, sebut
saja beta karoten, thiamin (vit B1), riboflavin (vit B2), niasin, serta
sejumlah mineral berupa zat besi, iodium, kalsium dan sebagainya. Roti juga
diperkaya dengan asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu protein bagi
tubuh. Menurut Dr. Clara, M. Kusharto MS, dari Departemen Gizi Institut
Pertanian Bogor, kandungan protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7%,
lebih tinggi ketimbang nasi yang hanya 7,8%. Selain itu tidak seperti nasi yang
hanya memiliki kadar pati 4-8%, dalam roti terdapat 13% pati. Empat iris roti,
roti tawar akan menghasilkan kalori yang setara dengan sepiring nasi.
C.
Manfaat Roti dalam kehidupan sehari - hari
Komentar
Posting Komentar